Angka penularan di Cina melonjak sejak pemerintah secara mendadak mengakhiri kebijakan "nol-Covid,” Desember silam. Saat ini setidaknya dua pertiga penduduk kota Shanghai yang berjumlah 26 juta orang sudah tertular virus.
Buntutnya, beberapa negara Eropa nekat melangkahi Brussels dan mewajibkan tes praterbang secara sepihak. Padahal UE sebelumnya sepakat untuk menyusun kebijakan bersama-sama.
Italia, Prancis dan Spanyol menjadi negara pertama yang menuntut hasil tes negatif dan bukti vaksinasi bagi pengunjung dari Cina.
Pemerintah di Paris bahkan mengimbau warganya menunda perjalanan ke Cina dan memberlakukan kewajiban masker di semua penerbangan dari Cina ke Prancis. Kebijakan serupa juga diputuskan di Amerika Serikat dan sejumlah negara Asia lain.
"Sebagai pemerintah, sudah menjadi peran kami untuk melindungi warga Prancis,” kata Perdana Menteri Elisabeth Borne, Selasa (3/12), kepada sebuah stasiun radio Prancis.
"Tanpa basis ilmiah”
Pemerintah Cina menilai sikap negara-negara UE berlebihan. "Kami meyakini pembatasan masuk yang diadopsi sejumlah negara terhadap Cina tidak punya dasar ilmiah,” kata juru bicara Kemenlu, Mao Ning.