“Bapak tidak jelaskan Dirut bapak dimana pak?, ini rapat penting lho, pak,” kata Mufti Anam.
Setelah mendengar jawaban singkat dari Salusra, Mufti memandang sikap bos KAI kelewatan karena lebih mengutamakan bertemu dengan CEO Siemens Asia Pacific di luar negeri dari pada menghadiri RDP.
Lantaran geram, Mufti Anam meminta agar pembahasan perihal usulan PMN KAI ditunda hingga suntikan anggaran segar untuk tahun depan ditiadakan saja.
"Mohon izin pimpinan, ini kita bahas soal persetujuan PMN pak, artinya PMN tidak penting buat pak Dirut? Lebih penting Siemens tadi, ditunda saja kalau ini memang gak penting atau ditiadakan aja dengan KAI ini pak," kata dia.
Tak sampai disitu saja, anggota Komisi VI lainnya, Darmadi Durianto, juga ikut menimpali. Dia menegaskan, nilai PMN yang diminta KAI sangat tinggi nilainya, karena itu kehadiran Direktur Utama KAI dalam rapat menjadi hal utama.
“Iya pimpinan, ini nilainya gak kecil pimpinan, yang diminta ini, tapi Dirut gak hadir,” kata dia.
KAI sudah memberikan surat pemberitahuan kepada Komisi VI DPR terkait ketidakhadiran Didiek Hartantyo dalam RDP kali ini. Kabar ini disampaikan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Mohammad Hekal.