“Diduga file yang dikirimkan oleh pelaku dan diunduh oleh korban adalah exploit yang berjalan di latar belakang untuk mengambil data (seperti aplikasi perbankan yang dibuka oleh korban lalu mengintip user ID dan Password), atau istilah dalam dunia hacking disebut sniffing.”
“Dari beberapa korban yang DM saya, setelah klik unduh APK tersebut, tidak terjadi apa-apa dan juga tidak ada aplikasi baru yang muncul,” tambah Evan.
Evan menduga jika aplikasi yang dikirimkan sudah berisi malware berjenis RAT atau Remote Administrator Tool yang bekerja dengan cara mengontrol gawai korban dari jarak jauh dan beroperasi di latar belakang.
“Dalam kasus yang ada saat ini, pelaku yang telah berhasil menguasai HP korban dapat dengan mudah mengakses aplikasi keuangan (Mobile Banking, Internet Banking, dll) tanpa diketahui korbannya hingga akhirnya menguras saldo,” jelas Evan.
Pihak J&T Express melalui akun Instagram resminya meminta masyarakat untuk selalu waspada dan berhati-hati dengan oknum yang mengatasnamakan J&T Express.