Selain itu, dia mengatakan krisis iklim juga menyebabkan kerawanan pangan sebagai dampak kekeringan berkontribusi pada kemiskinan dan mendorong peningkatan angka perkawinan anak serta prevalensi stunting.
Oleh karena itu, Menko PMK meminta di tengah gejolak perubahan iklim yang terjadi, diperlukan penyiapan resiliensi anak, agar mereka dapat beradaptasi dan menampilkan transformasi peran yang lebih sesuai dengan perubahan yang terjadi, serta terus melakukan terobosan baru supaya bisa hidup dengan layak.
“Kita harus terus memperkuat basis pengetahuan melalui pengembangan kegiatan riset, teknologi, dan inovasi terkait perubahan iklim dan dampaknya, agar berbagai kebijakan dapat disusun berbasis bukti atau evidence-based policy,” kata dia.
(NIY)