Namun, pasien MIP-C akan mengenali protein MDA5 sebagai benda asing dan menyerangnya. Di sisi lain, RNA juga akan memicu respon kekebalan yang kuat dan menjadikan MDA5 sebagai sasarannya.
“Sedangkan orang dengan MIP-C, akan mengenali protein MDA5 sebagai benda asing dan menyerangnya. Bisa juga RNA picu respons kekebalan yang kuat sehingga MDA5 jadi sasaran,” ujarnya.
Berdasarkan penelitian dari Universitas Leeds di Inggris dan Fakultas Kedokteran California San Diego ditemukan adanya bahwa lonjakan kasus MDA5+-DM pada populasi Yorkshire, Inggris. Pada Januari 2018 dan Desember 2019, hanya ada 6 kasus MDA5+ yang teridentifikasi.
Namun, Erlina mengungkap bahwa peningkatan kasusnya terus bertambah drastis sejak terjadinya Pandemi COVID-19 gelombang kedua. Bahkan ditemukan adanya 60 kasus baru dari tahun 2020-2022 dan 8 di antaranya memiliki riwayat COVID-19.
“Pada 2021 setelah gelombang kedua infeksi SARS-CoV-2 di Inggris mencatat adanya peningkatan jumlah kasus baru. Dari 60 kasus tersebut, 8 di antaranya memiliki riwayat terkonfirmasi COVID-19,” jelas Prof. Erlina.