IDXChannel - Terjadinya gelombang COVID-19 di Singapura sontak menjadi sorotan dunia. Bagaimana tidak, COVID-19 kini telah berstatus endemi namun pertumbuhan sub varian dan kasusnya mendadak signifikan.
Bahkan terdapat dugaan bahwa kasus COVID-19 di Singapura ada kaitannya antara penyakit autoimun. Kasus ini dikenal dengan istilah dermatomiositis positif Anti-MDA5 atau MIP-C.
Menurut Dokter Spesialis Paru Erlina Burhan, MIP-C menjadi kelainan autoimun yang langka dan dapat menyebabkan munculnya jaringan parut parah pada paru-paru. Penyakit ini pertama kali dicatat pada tahun 2005 silam.
“Anti-MDA5-positive dermatomyositis (MDA5+-DM) sendiri pertama kali dijelaskan pada 2005 dengan gejala nyeri otot, radang sendi, ruam dan jaringan parut paru yang parah,” kata Prof. Erlina dikutip dari cuitkan akun X resminya @erlinaburhan, Rabu (22/5/2024).
Erlina menjelaskan bahwa MIP-C menyerang protein MDA5 sebagai sistem kekebalan tubuh yang mampu mendeteksi virus RNA, termasuk COVID-19. Nantinya Protein MDA5 itu akan melawan virus yang masuk ke dalam tubuh.