sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

WHO Sebut Tak Ada Lagi Rumah Sakit yang Berfungsi di Gaza Utara 

News editor Devi Ari Rahmadhani
22/12/2023 09:52 WIB
WHO menyampaikan, Gaza Utara sudah tidak memiliki rumah sakit yang berfungsi karena kekurangan bahan bakar, staf, dan persediaan. 
WHO Sebut Tak Ada Lagi Rumah Sakit yang Berfungsi di Gaza Utara
WHO Sebut Tak Ada Lagi Rumah Sakit yang Berfungsi di Gaza Utara

IDXChannel - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan, Gaza Utara sudah tidak memiliki rumah sakit yang berfungsi karena kekurangan bahan bakar, staf, dan persediaan. 

Pada Kamis (21/12/2023), WHO menyambangi dua rumah sakit di Gaza Utara, Al-Shifa dan Ahli. Kedua rumah sakit itu dalam kondisi rusak parah.

Pemandangan di sana pun sangat memilukan. Banyak pasien yang terlantar meminta makanan dan air. 

“Staf kami kehabisan kata-kata untuk menggambarkan situasi bencana yang dihadapi pasien dan petugas kesehatan yang tersisa,” kata Richard Peeperkorn, perwakilan WHO untuk wilayah pendudukan Palestina, dikutip dari Al Jazeera, Jumat (22/12/2023). 

Berdasarkan pantau WHO, saat ini hanya sembilan dari 36 fasilitas kesehatan yang berfungsi sebagian di seluruh Gaza. Namun semua fasilitas tersebut terkonsentrasi di Gaza selatan.

“Sebenarnya tidak ada lagi rumah sakit yang berfungsi di wilayah utara,” kata Peeperkorn.

Contohnya saja rumah sakit Ahli Arab. Peeperkorn mengatakan bahwa rumah sakit tersebut mirip dengan rumah sakit yang memberikan perawatan sangat terbatas. 

Di rumah sakit ini hanya ada 10 staf, semuanya dokter junior dan perawat. Mereka terus memberikan pertolongan pertama dasar, manajemen nyeri, dan perawatan luka dengan sumber daya terbatas.

“Sampai dua hari yang lalu, rumah sakit tersebut adalah satu-satunya rumah sakit, di mana orang yang terluka dapat dioperasi di Gaza utara dan rumah sakit tersebut kewalahan menangani pasien yang membutuhkan perawatan darurat,” tutur Peeperkorn. 

“Tidak ada lagi ruang operasi karena kekurangan bahan bakar, listrik, pasokan medis dan petugas kesehatan, termasuk ahli bedah dan spesialis lainny," imbuhnya. 

Dia menuturkan, keadaan tersebut membuat beberapa pasien di Ahli telah menunggu berminggu-minggu untuk dioperasi atau jika sudah dioperasi, pasien menghadapi risiko infeksi pasca operasi karena kurangnya antibiotik dan obat lain.

“Semua pasien ini tidak dapat berpindah dan perlu segera dipindahkan agar memiliki kesempatan untuk bertahan hidup,” kata Peeperkorn, mengulangi seruan WHO untuk gencatan senjata kemanusiaan .

Dia menjelaskan, hal tersebut diperlukan sekarang untuk memperkuat dan mengisi kembali fasilitas kesehatan yang tersisa, memberikan layanan medis yang dibutuhkan oleh ribuan orang yang terluka dan yang membutuhkan perawatan penting lainnya.

"Dan yang terpenting, untuk menghentikan pertumpahan darah dan kematian," ujarnya. 

Di samping itu, Peeperkorn juga menjelaskan korban serangan Israel baru-baru ini dibariskan di halaman rumah sakit karena mereka tidak dapat dikuburkan dengan aman dan bermartabat. 

Selain Rumah Sakit Ahli Arab, Gaza Utara hanya memiliki tiga fasilitas kesehatan yang berfungsi minim, yakni al-Shifa, al-Awda dan Kompleks Medis Assahaba, yang menampung ribuan pengungsi.

(RNA)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement