"Ada 189 laporan polisi kemungkinan ini akan terus berkembang dengan total korban di Indonesia mencapai 823 korban dimulai dari tahun 2022 sampai 2024," kata Himawan.
Himawan menjelaskan, para pelaku akan mengirimkan blasting chat melalui aplikasi WhatsApp dan telegram, dengan modus lowongan kerja.
"Menawarkan pekerjaan dengan cara menyelesaikan persoalan tugas-tugas," katanya.
Para korban, kata Himawan, akan diarahkan untuk top up saldo di platform web-based yang seolah-olah menyerupai platform asli seperti TikTok, instagram, dan lainnya.
"Dengan iming-iming komisi yang besar. Setelah Korban yakin dan melakukan Investasi, uang sudah tidak dapat ditarik dan Web akan menghilang," katanya.
(SLF)