sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

100 Tahun RI, Sambut 2045 dengan Penguatan Ekonomi Umat yang Dimotori Pemuda dari Istiqlal

Syariah editor Fahmi Abidin
31/05/2022 08:16 WIB
Komitmen Indonesia emas ini digaungkan untuk mengajak lebih banyak keikutsertaan pemuda untuk ikut menjadi motor kebangkitan ekonomi umat.
100 Tahun RI, Sambut 2045 dengan Penguatan Ekonomi Umat yang Dimotori Pemuda dari Istiqlal. (Foto: MNC Media)
100 Tahun RI, Sambut 2045 dengan Penguatan Ekonomi Umat yang Dimotori Pemuda dari Istiqlal. (Foto: MNC Media)

Setelah sambutan, acara Halal bi Halal dilanjutkan dengan tausiyah oleh Ustadz Muhammad Rifki Farabi Majdi, tokoh pemuda Islam. Dalam Tausiahnya, Farabi, putra ulama dan mantan gubernur NTB, Muhammad Zainul Majdi, menyampaikan, “Pemuda Islam harus memiliki state of mind atau mentalitas diri dalam hal keilmuan, pemahaman, dan kefasihan dalam membaca situasi zaman yang menjadi pondasi dalam upaya membawa kebermanfaatan bagi umat.”

Hadir sebagai narasumber dalam Diskusi Kebangkitan Ekonomi Umat: Najih Prasetyo, Komisaris Angkasa Pura Hotel; Syifa Fauziah, Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT); dan *Okky Irmanita, Direktur SwarnaKomunika. Bertindak sebagai moderator dalam diskusi ini, Danial Iskandar, CEO MilenialFest.

Mantan Ketua Hijabers Community, pengusaha, dan saat ini Ketum BKMT, Syifa Fauziah, atau yang akrab dengan sapaan Mpok Syifa mengungkapkan bahwa inti dari kebangkitan ekonomi umat dalam konsep muamalah dalam kehidupan sehar-hari.

“Dengan adanya diskusi dan kajian seperti ini, kita berharap bisa mengisi diri guna meningkatkan kapabilitas dalam berbangsa dan beragama di hari ini dan hari depan,” tukasnya.

Membagikan refleksi dari perjuangan selama ini serta proyeksi ke depan, M. Arief Rosyid Hasan, Komisaris Independen BSI sekaligus tokoh penggerak pemuda Islam bercerita tentang terminologi “Kebangkitan Ekonomi Umat” yang pertama kali dicetuskan pada tahun 2017.

“Hadir malam ini, di tengah kita penggerak dari berbagai organisasi dan kalangan, bahkan saudara-saudari kita dari agama lain seperti Katolik dan Protestan. Alhamdulillah, ketika kita bicara tentang ekonomi umat yang menjadi titik temu di antara kemajemukan bangsa, kita tidak lagi membahas perbedaan atau atribut masing-masing. Sebaliknya, kita mencari persamaan-persamaan yang ada, menyatukan visi dan misi untuk menyambut 100 tahun Indonesia EMAS,” ucap M. Arief Rosyid Hasan.

Arief juga menambahkan bahwa Indonesia Emas bisa berarti macam-macam, salah satunya E-Mas; Ekonomi Masjid. Lanskap di tahun 2045 tentu akan sangat berbeda dengan hari ini. Oleh sebab itu, menjadi sangat penting untuk akselerasi regenerasi. (FHM)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement