Lantas, bagaimana paradigma penghimpunan wakaf? Setidaknya ada tiga paradigma yang mesti dibangun. Pertama, aktivitas penghimpunan wakaf berarti mensyiarkan syariat wakaf. Masih banyak umat Islam yang belum memahami syariat dan strategisnya wakaf sebagai salah satu instrumen keuangan sosial syariah untuk mewujudkan kesejahteraan.
Jika zakat adalah solusi kemiskinan, maka wakaf adalah solusi kesejahteraan. Bahkan, dalam sejarahnya wakaf menjadi pilar penting dalam membangun peradaban. Wakaf mampu menghadirkan layanan pendidikan dan kesehatan gratis bagi masyarakat. Wakaf juga mampu membiayai pembangunan sarana dan fasilitas umum yang dibutuhkan umat, seperti masjid dan jalan.
Karena itu, lembaga wakaf perlu secara konsisten melakukan edukasi wakaf kepada masyarakat sebagai satu bagian dari aktivitas penghimpunan wakaf. Perlu dirumuskan cara dan metode yang tepat, sehingga wakaf mudah dipahami oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Pelibatan influencer dari berbagai kalangan sebagai brand ambassador wakaf perlu dilakukan.
Kedua, aktivitas penghimpunan wakaf harus mampu menyampaikan value wakaf, bukan sekadar gimik-gimik program wakaf untuk mencapai target penghimpunan. Gimik tidak akan bertahan lama. Karena, tidak membentuk paradigma dalam persepsi masyarakat. Kampanye wakaf jadi sama seperti kampanye donasi pada umumnya. Masyarakat berdonasi dan selesai.