“Keuntungan dari transaksi ini juga saya putarkan untuk menyongkong kebutuhan di pondok pesantren ini,” katanya.
Kyai Shobih menambahkan, total sebanyak enam santri yang bekerja sampingan di Toko Assalam. Dua santri bekerja dari 07.00 pagi sampai 12.00 siang, kemudian digantikan oleh dua santri lainnya hingga 06.00 sore. Setelah itu, dua santri lainnya bergantian lagi.
Menariknya, sebagian besar nasabah di Toko Assalam merupakan anak-anak Pondok Pesantren Lirboyo dengan rentan usia mulai dari remaja hingga 30 tahun. Meskipun demikian, masyarakat umum juga dapat melakukan transaksi di Toko Assalam, namun jumlahnya tidak sebanyak para santri.
Selain belajar ilmu agama, para santri di Pondok Pesantren Lirboyo juga diajarkan bagaimana cara berwirausaha. (Foto: Sabang Prayogi)
Lebih lanjut, Kyai Shobih mengungkapkan dirinya sudah bergabung menjadi Agen BRILink sejak tujuh tahun lalu. Dikatakannya, ide ini muncul dari santri senior, Ahmad Taufiqurahman yang juga menjadi pengelola dalam menjalankan usaha BRILink di Toko Assalam.