sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Industri Halal Tumbuh Positif, Kemenperin: Sumber Mesin Ekonomi Baru

Syariah editor Tangguh Yudha
29/09/2024 14:45 WIB
Hal ini ditandai dengan sektor unggulan Halal Value Chain (HVC) yang tumbuh 1,94 persen (yoy) pada kuartal I-2024.
Industri Halal Tumbuh Positif, Kemenperin: Sumber Mesin Ekonomi Baru (Foto: MNC Media)
Industri Halal Tumbuh Positif, Kemenperin: Sumber Mesin Ekonomi Baru (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan industri halal mencatatkan kinerja yang positif. Hal ini ditandai dengan sektor unggulan Halal Value Chain (HVC) yang tumbuh 1,94 persen (yoy) pada kuartal I-2024.

Sektor unggulan halal tersebut, antara lain sektor makanan dan minuman halal serta modest fashion mencatatkan pertumbuhan masing-masing sebesar 5,87 persen (yoy) dan 3,81 persen (yoy). 

"Ini menunjukkan bahwa di masa depan, pertumbuhan  ekonomi nasional dapat didominasi oleh ekonomi syariah melalui perkembangan industri halal,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita Jumat (27/9/2024).

Menperin mengungkapkan, ekonomi syariah dan industri halal memiliki potensi yang sangat besar. Hal tersebut merujuk pada data yang dirilis dalam State of the Global Islamic Report (SGIER) edisi 2023/2024, jumlah konsumsi produk halal di dunia diperkirakan mencapai USD2,4 triliun pada 2024.

Selain itu, Pew Research Center’s Forum on Religion and Public Life memproyeksi jumlah populasi penduduk muslim di dunia akan terus bertambah hingga mencapai 2,2 miliar jiwa atau 26,5 persen dari total populasi dunia di tahun 2030. Peningkatan angka tersebut dinilai sejalan dengan pertumbuhan pada permintaan produk industri halal.

“Sehingga, Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi penduduk muslim terbesar kedua di dunia, yang mencapai 241,7 juta jiwa, memiliki potensi pasar yang sangat menjanjikan untuk pertumbuhan ekonomi syariah dan industri halal,” tutur Agus.

Di samping itu, posisi ekonomi syariah Indonesia di tataran global terus meningkat di berbagai sektor. Tahun lalu, secara keseluruhan Indonesia berhasil naik satu peringkat menjadi posisi ketiga pada Global Islamic Economy Indicator dalam SGIER 2023/2024 yang dirilis oleh Dinar Standard. 

Posisi ke-3 Indonesia tersebut, setelah Malaysia dan Arab Saudi, dengan melampaui posisi Uni Arab Emirat dan Bahrain.

“Dari lima indikator penilaian, terdapat tiga indikator yang menopang kenaikan tersebut dan berkorelasi dengan upaya Kementerian Perindustrian di sektor industri halal,” kata  Menperin.

Menperin memaparkan, Indonesia berhasil naik tiga peringkat menjadi posisi kelima pada sektor industri farmasi dan kosmetik halal. Selanjutnya, pada sektor industri makanan halal, Indonesia menempati peringkat ketiga, mengungguli Turki, Singapura, dan Thailand.

Kemudian, pada sektor modest fashion, Indonesia menempati level ketiga, melewati Singapura dan Italia.

“Oleh karena itu, sebagai upaya untuk mempromosikan dan meningkatkan awareness masyarakat terhadap produk industri halal, kami menyelenggarakan kegiatan IHYA ini, yang telah kami lakukan setiap tahunnya sejak tahun 2021,” tutur Agus.

(DESI ANGRIANI)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement