Terkait DPK, menurut Hery pihaknya terus meningkatkan pertumbuhan tabungan khususnya tabungan wadiah. Di mana, tabungan wadiah tumbuh signifikan sebesar 16,22 persen yoy atau mencapai Rp30,35 triliun pada September 2021.
Sementara itu untuk total tabungan bertumbuh 11,57 persen yoy yang mencapai Rp91,43 triliun pada kurun waktu yang sama.
Dia mencatat, pertumbuhan tabungan tersebut berdampak kepada membaiknya cost of fund yang kini sekitar 2,10 persen. Persentase tersebut turun signifikan dibandingkan dengan Desember 2020 yang sebesar 2,67 persen.
Selain DPK, kinerja pembiayaan pun tak kalah moncer. Pembiayaan BSI mampu tumbuh sekitar 7,38 persen yang mencapai Rp163,32 triliun. BSI pun mampu menjaga kualitas pembiayaan (NPF) nett sebesar 1,02 persen.
"Pertumbuhan pembiayaan juga disokong oleh pembiayaan konsumer yang mencapai Rp77,89 triliun. Jumlah itu naik sekitar 21,43 persen secara tahunan dari sebesar Rp64,14 triliun. Disusul gadai emas yang tumbuh 15,58 persen l dengan penyaluran mencapai Rp4,42 triliun dari sebelumnya Rp3,82 triliun," katanya.