“Kalau hisabnya di bawah dua, itu tidak imkan. Ini kesepakatan, termasuk ASEAN segitu, walaupun dia sudah diatas ufuk, tapi di bawah dua derajat. Itu metode imkanur rukyah,” ucapnya.
Sementara itu, sambung Wapres, Muhammadiyah menggunakan metode wujudul hilal. “Asal wujud, asal ada saja. Walaupun setengah derajat, masuk. Nah, ini beda,” katanya.
Wapres pun mengatakan, kondisi perbedaan dalam penetapan 1 Syawal adalah hal biasa di Indonesia. Dalam penuturannya, memang sempat muncul konflik-konflik di tengah umat Islam pada awal mulanya, tetapi kemudian semua diupayakan untuk mengedepankan prinsip toleransi.
“Kita terus sosialisasi, edukasi. Sekarang rukun-rukun saja, sambil terus mencari metode untuk bisa mempertemukan dua metode ini, imkanur rukyah dan wujudul hilal,” pungkasnya.
(YNA)