sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Optimalkan Ekonomi Syariah RI, Wapres: "Raksasa Tidur" Harus Dibangunkan

Syariah editor Dita Angga Rusiana
09/11/2021 15:45 WIB
Wapres Maruf Amin mengaku optimis dengan perkembangan ekonomi syariah Indonesia.
Optimalkan Ekonomi Syariah RI, Wapres:
Optimalkan Ekonomi Syariah RI, Wapres: "Raksasa Tidur" Harus Dibangunkan(Dok.MNC Media)

IDXChannel - Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin mengaku bersyukur bahwa ekonomi syariah berkembang secara signifikan di dalam negeri. Mulai dari keuangan syariah, industri makanan dan minuman halal, kosmetik halal, obat-obatan halal, travel ramah muslim, fesyen muslim, media hingga rekreasi bertema Islam.

“Kita bersyukur karena sektor-sektor tersebut berkembang secara signifikan di dalam negeri, salah satunya karena kita memiliki pasar muslim terbesar di dunia. Potensi Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi dan keuangan syariah dunia sangat besar, bukan hanya sebagai konsumen tetapi juga sebagai produsen,” katanya saat menyampaikan Keynote Speech di acara The 2021 Sebelas Maret International Conference on Islamic Economics secara virtual, Selasa (9/11/2021).

Dia mengatakan adanya pandemi yang menghantam perekonomian dunia membuat Indonesia harus semakin mengoptimalkan ekonomi syariah sebagai mesin pertumbuhan baru

“Terlebih setelah pandemi Covid-19 menghantam ekonomi dunia, kita makin menyadari bahwa sektor ekonomi syariah harus kita optimalkan sebagai mesin pertumbuhan baru yang mendukung perekonomian nasional. Mengutip Presiden Joko Widodo, potensi Indonesia di bidang ekonomi dan keuangan syariah bagaikan “raksasa tidur” yang sudah saatnya kita bangunkan untuk berkontribusi dalam upaya kita mewujudkan cita-cita menjadi negara maju tahun 2045,” paparnya.

Pada kesempatan itu dia menyebutkan bahwa pasar muslim di seluruh dunia mencakup lebih dari 2 miliar populasi dan diprediksi akan terus bertumbuh. State of the Global Islamic Economy Report 2020/2021 memperkirakan belanja muslim di dunia pada sektor ekonomi syariah mencapai USD 2,02 triliun pada 2019.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement