Pola hidup sederhana diterapkan pula oleh Khalifah Umar, yang menjadi teladan bagi seluruh pegawai pemerintahan. Ia mengutamakan rakyatnya, bila rakyat kelaparan maka dirinya juga merasakan hal yang sama. Bahkan di saat krisis ia tidak makan daging hingga kehidupan kembali normal.
Dalam perspektif Islam, krisis ekonomi terjadi oleh beberapa faktor. Pertama, diakibatkan oleh perilaku keserakahan, individualis, hedonis, spekulasi, kriminal, dan ekspektasi berlebihan.
Kedua, yakni faktor eksternal yang meliputi bisnis, bencana alam, krisis, instabilitas politik, dan sistem moneter internasional. Ketiga, ada tata kelola yang tidak baik, meliputi adanya kelemahan administrasi, pengaturan harga, korupsi, dan kurangnya keterbukaan. Keempat, sistem moneter yang mencakup sistem bunga, sistem uang kertas, perbankan fraksional, leverage, dan kartu kredit.
Terakhir adalah sistem fiskal yang meliputi defisit fiskal berlebih, pajak berlebih, pengeluaran berlebih, dan utang pemerintah yang berlebih. (NIA)