sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sri Mulyani: Sukuk dan CWLS Dorong 51,42 Persen Aset Keuangan Syariah Indonesia

Syariah editor Anggie Ariesta
13/08/2025 14:33 WIB
Sri Mulyani menyebut sukuk dan Cash Waqf Linked Sukuk Ritel (CWLS) menjadi pendorong utama pertumbuhan aset keuangan syariah Indonesia. 
Sri Mulyani: Sukuk dan CWLS Dorong 51,42 Persen Aset Keuangan Syariah Indonesia. (Foto: Youtube IDX Channel)
Sri Mulyani: Sukuk dan CWLS Dorong 51,42 Persen Aset Keuangan Syariah Indonesia. (Foto: Youtube IDX Channel)

IDXChannel - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut sukuk dan Cash Waqf Linked Sukuk Ritel (CWLS) menjadi pendorong utama pertumbuhan aset keuangan syariah Indonesia. 

Menurutnya, pangsa aset keuangan syariah Indonesia kini mencapai 51,42 persen, dengan sebagian besar didorong oleh instrumen keuangan negara.
 
“Untuk jujur saja, yang banyak menggelembungkan aset itu adalah instrumen keuangan negara. Sukuk di Indonesia didominasi oleh sukuknya negara,” ungkap Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah di Jakarta, Rabu (13/8/2025).

Sri Mulyani menambahkan, penerbitan sukuk negara terus dilakukan di pasar global maupun domestik. Hingga kini, pemerintah telah mengisi USD7,7 miliar di pasar internasional dan Rp84,7 triliun di pasar domestik.

Ia berharap semakin banyak investor ritel berpartisipasi dalam pembelian SBSN ritel yang hasilnya digunakan membiayai berbagai proyek, mulai dari kampus, sekolah, hingga rumah sakit. 

Bendahara negara itu juga menegaskan peran strategis sukuk tidak hanya untuk pembiayaan fiskal, tetapi juga dalam meningkatkan posisi Indonesia di panggung keuangan syariah global.

“Green Sukuk langsung meningkatkan tadi peringkat Indonesia di dalam keuangan syariah global,” kata dia.

Selain sukuk, ia menilai instrumen berbasis wakaf seperti CWLS memiliki potensi besar. Pemerintah terus berinovasi mengembangkan CWLS agar sesuai prinsip Syariah sekaligus mampu menjawab tantangan nyata. 

Menurut dia, CWLS telah mendapatkan pengakuan internasional, termasuk penghargaan dari Islamic Development Bank sebagai pembiayaan sosial berbasis wakaf yang inovatif.

Meski begitu, ia mengingatkan pembiayaan syariah harus tetap efisien dan bebas dari risiko etika. Instrumen syariah, lanjutnya, bisa menjadi beban dan menyengsarakan jika digunakan dengan cara yang keliru.

Sri Mulyani juga menilai program Presiden Prabowo Subianto yang berbasis aset nyata dapat dioptimalkan melalui struktur syariah untuk memperkuat posisi Indonesia. 

“Kalau itu semua distrukturkan secara syariah, saya yakin kita akan melejit nomor satu di dunia,” ujarnya

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement