“Dengan platform ini, pengawasan menjadi lebih akuntabel dan dapat menghemat anggaran lebih dari Rp680 miliar dalam setahun,” kata Thobib.
Penghematan itu, bisa didapat dari biaya fotokopi borang pengawasan. Potensinya sangat signifikan karena jumlah mencapai 86.343 lembaga. Jika kebutuhan madrasah rata-rata Rp3.000.000 per tahun untuk fotokopi borang, maka akumulasinya mencapai Rp259.029.000.000.
Potensi penghematan lainnya adalah biaya transportasi pengawas ke madrasah. Ini diperkirakan sebesar Rp421.200.000.000. Perhitungan ini didasarkan pada jumlah pengawas yang ada, yaitu 4.680 orang, dengan biaya perjalanan pulang-pergi sekitar Rp500.000 per bulan, serta rata-rata kunjungan ke 15 madrasah per tahun.
"Jadi dengan MAGIS, pengawasan madrasah bisa dilakukan secara digital dan potensi penghematannya bisa mencapai Rp680.229.000.000," kata Thobib.
Dia juga berharap bahwa kehadiran MAGIS dapat mempercepat peningkatan kualitas pendidikan madrasah agar semakin unggul dan berdaya saing tinggi. “Dengan transformasi digital melalui MAGIS, Kemenag berkomitmen menciptakan sistem pengawasan madrasah yang lebih adaptif, inovatif, dan berbasis data guna meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan madrasah di seluruh Indonesia,” ujarnya.
(kunthi fahmar sandy)