Senda mengungkapkan dengan sistem tukar atau sewa baterai, maka masyarakat tak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli baterai. Namun, ada tarif yang dikenakan dalam satu hari atau setiap bulan untuk membayar sewa baterai.
“Mungkin Rp1 juta sampai Rp2 juta saja, karena baterainya sudah disediakan melalui swap oleh bengkel yang bekerja sama dengan operator swap baterai. Perkiraan biaya sewa baterai sekitar Rp300 ribu per bulan atau Rp10 ribu per hari,” ujar Senda.
Angga selaku perwakilan Electric Wheel yang merupakan salah satu penyedia fasilitas tukar baterai, menyambut baik gagasan ini. Terlebih saat ini Electric Wheel sudah memiliki 22 operator baterai merek swap.id dan Oika yang tersebar di Bali.
“Kalau swap.id sudah ada 100 di Circle K, tapi masih area sarbagita. Kalau OIKA sudah mau ada 40 di sarbagita bahkan sampai ke Buleleng. Jadi kalau teman-teman di Bali mau pulang kampung daerah tersebut, sudah aman karena tidak ada penurunan baterai jadi jarak tempuhnya nggak terbatas,” tutur Angga.
Seperti diketahui, biaya konversi motor bensin ke listrik paling besar mencapai Rp17 juta. Apabila memanfaatkan bantuan pemerintah, maka masyarakat harus membayar Rp10 juta dan mesin lamanya harus rela diserahkan ke pemerintah.
Kementerian ESDM berharap skema sewa baterai ini dapat meningkatkan animo masyarakat untuk melakukan konversi motor bensin ke listrik. Terlebih ada kuota bantuan Rp7 juta yang disiapkan untuk 50 ribu peserta hingga akhir 2023
(FRI)