sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bytedance Bakal Buyback Saham, Valuasi Perusahaan Diproyeksi Naik Jadi Rp5.394 Triliun

Technology editor Febrina Ratna Iskana
28/08/2025 07:57 WIB
Perusahaan induk TikTok, Bytedance, berencana untuk melaksanakan buyback saham yang dimiliki karyawannya. Hal itu bakal mendorong valuasi perusahaan.
Bytedance Bakal Buyback Saham, Valuasi Perusahaan Diproyeksi Naik Jadi Rp5.394 Triliun. (Foto: Inews Media Group)
Bytedance Bakal Buyback Saham, Valuasi Perusahaan Diproyeksi Naik Jadi Rp5.394 Triliun. (Foto: Inews Media Group)

Penjualan TikTok

Meskipun melampaui Meta dalam hal pendapatan tahun ini, valuasi ByteDance masih kurang dari seperlima kapitalisasi pasar Meta yang sekitar USD1,9 triliun.

Terlebih lagi ByteDance menghadapi tekanan kuat di Amerika, di mana para anggota parlemen telah menyuarakan kekhawatiran keamanan nasional atas kepemilikannya di China.

Kongres tahun lalu mengesahkan undang-undang yang mewajibkan ByteDance untuk mendivestasikan aset TikTok di AS paling lambat 19 Januari 2025 atau menghadapi larangan nasional atas aplikasi tersebut, yang memiliki 170 juta pengguna di AS.

Donald Trump telah memberikan beberapa penangguhan kepada TikTok dan pekan lalu memperpanjang batas waktu bagi perusahaan untuk mendivestasikan asetnya di AS hingga 17 September 2025. Ia mengatakan bahwa pembeli AS telah mengantre untuk TikTok dan batas waktu tersebut dapat diundur lagi.

Jika penjualan bisnis TikTok di AS difinalisasi, perusahaan tersebut diperkirakan akan dimiliki oleh perusahaan patungan yang dibentuk oleh konsorsium investor Amerika dan ByteDance, yang akan mempertahankan saham minoritas.

Konsorsium tersebut, yang muncul sebagai kandidat terdepan, mencakup para pemegang saham ByteDance saat ini, Susquehanna International Group, General Atlantic, dan KKR, serta Andreessen Horowitz, menurut laporan Reuters sebelumnya.

Blackstone baru-baru ini keluar dari konsorsium setelah beberapa kali penundaan dalam jadwal kesepakatan. Pembelian kembali ByteDance yang baru dapat membantu meningkatkan moral stafnya yang berbasis di AS, beberapa di antaranya khawatir tentang masa depan TikTok yang tidak menentu.

TikTok juga telah berupaya mempersiapkan aplikasi mandiri potensial untuk pengguna AS, menurut sumber yang mengatakan kepada Reuters sebelumnya, meskipun masih belum jelas apakah rencana itu bakal diselesaikan di tengah perundingan perdagangan Trump yang sedang berlangsung dengan China.

(Febrina Ratna Iskana)

Halaman : 1 2 3 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement