sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Canggihnya Teknologi Simulator Tempat Pelatihan Pilot Lion Air, Seperti Naik Pesawat Beneran

Technology editor Michelle Natalia
21/03/2024 09:01 WIB
LGTC menggunakan teknologi simulator yang membuatnya seperti benar-benar berada di dalam kokpit pesawat sungguhan.
Lion Group Training Center (LGTC). (Michelle Natalia/MPI)
Lion Group Training Center (LGTC). (Michelle Natalia/MPI)

IDXChannel - Lion Air Group memiliki sebuah fasilitas pelatihan pilot yang menjadi kebanggaan, yakni Lion Group Training Center (LGTC).

Bukan tempat pelatihan pilot sembarangan, LGTC yang terletak di Kawasan Lion Village Bandara Mas, Tangerang, Banten, ini menggunakan teknologi simulator yang membuatnya seperti benar-benar berada di dalam kokpit pesawat sungguhan.

Presiden Direktur Lion Air Group, Daniel Putut Kuncoro Adi mengklaim bahwa LGTC ini fasilitas pelatihan pilot menggunakan simulator yang terbesar di Asia Tenggara. 

"Pilot yang datang ke sini ya tidak main-main, rasanya sesuai pesawat sesungguhnya," kata Daniel kepada awak media dalam kunjungan ke LGTC di Tangerang, Rabu (20/3/2024). 

LGTC ini didirikan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan skill teknis, non-teknis, hingga pemahaman pilot dalam menghadapi berbagai skenario situasi. Para pilot yang dilatih pun berasal dari Indonesia, Thailand, dan Malaysia.

Fasilitas ini memiliki sejumlah 10 simulator, dengan rincian lima simulator tipe Boeing 737 MD, tiga simulator Airbus 320, dan 2 ATR seri 72 600 dan 500.

Ruangan tempat mesin-mesin simulator ini juga senantiasa dijaga suhunya di temperatur 17 derajat Celcius untuk merawat mesinnya.

"Maka dari itu, saya berani bilang bahwa LGTC ini fasilitas pelatihan simulator yang terbesar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara, karena yang lainnya mungkin tak terlalu banyak," kata Daniel.

Simulator ini bahkan bisa meniru kondisi penerbangan asli, misal dengan situasi dan kondisi bandara real time dan juga termasuk menghadapi cuaca ekstrem dan situasi darurat seperti kebakaran, landing darurat, dan situasi lainnya.

Bukan hanya dari segi visual, sensasi skenario situasi serupa pun bisa dirasakan langsung di dalam mesin simulator. 

Hanya saja, perlu diingat bahwa mesin simulator ini memiliki batas beban. Hydrolic mesin simulator hanya bisa menampung hingga 5 orang dewasa per simulator kokpit ini.

"Semua pilot yang mengikuti pelatihan di LGTC ini harus mengikuti semua prosedur, checklist, briefing, dan juga semua regulasi yang berlaku seperti layaknya mereka akan bertugas," katanya.

"Dan setelah latihan di sini, mereka sebenarnya sudah tidak perlu lagi mengikuti training dasar atau latihan di pesawat karena di sini dianggap sudah sama seperti di pesawat," lanjut Daniel.

Dia menegaskan, selain untuk meningkatkan skill dan pemahaman pilot, latihan simulasi ini juga menjadi bagian dari upaya mendisiplinkan pilot untuk meminimalisir kasus-kasus kecelakaan penerbangan.

"Jadi kalau dalam tes ini mereka salah sedikit, mereka akan mengulang. Kalau sekali mengulang tak bisa, atau ya sekali gagal, ya sudah tidak diteruskan. Namanya pilot harus benar-benar siap." tegas Daniel.

Menurutnya, jika pilot yang latihan ini tidak siap dan gagal maka konsekuensinya adalah mereka kehilangan pekerjaan di Lion Air Group. Ini merupakan bentuk keseriusan pihaknya untuk meningkatkan dan memperbaiki dari sisi safety. 

Dalam kesempatan yang sama, Head of Training and Development LGTC, Taufik Hidayat mengatakan, pilot wajib mengikuti pelatihan simulator ini tiap enam bulan sekali (recurrent training). 

"Setiap enam bulan sekali, pilot harus ke sini, kita evaluasi apakah dia masih mencapai standar prosedur dari suatu penerbangan atau tidak. Ini juga dilakukan tes kesehatan untuk mengecek dan menguji kesiapan pilot untuk bertugas," kata Taufik.

(NIY)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement