Tapi jumlah sebenarnya dari buku yang ditulis bot, kemungkinan jauh lebih banyak dari itu. Karena, kebijakan Amazon tak secara eksplisit mengharuskan penulis untuk mengungkap penggunaan AI mereka.
Itu merupakan contoh terbaru dari tulisan buatan AI, yang ramai di pasaran dan berperan dalam pembuatan konten yang meragukan secara etis.
"Saya bisa melihat orang membuat seluruh karier dari ini, Gagasan menulis buku akhirnya tampak mungkin," Ucap Brett Schickler, seorang salesman Rochester, NY yang menerbitkan buku anak-anak di Kindle Store, seperti yang dikutip dari engadget, Rabu (22/2/2023).
Buku shickler yang diterbitkan bertajuk "He Wise Little Squirrel: A Tale of Saving and Investing" merupakan cerita anak setebal 30 halaman, yang ditulis dan diilustrasikan oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence.
Buku tersebut dijual dengan harga USD2,99 atau sekitar Rp45 ribu untuk salinan digital dan USD9,99 atau sekitar Rp151 ribu untuk versi cetak.
Kendati Shickler mengatakan buku tersebut menghasilkan kurang dari USD100 sejak dirilis pada Januari, dia hanya menghabiskan beberapa jam saja untuk membuatnya dengan petunjuk ChatGPT. Seperti halnya menulis cerita tentang seorang ayah yang mengajari putranya tentang literasi keuangan.
Contoh lain konten buatan AI di Kindle Store, yakni cerita anak-anak The Power of Homework, koleksi puisi berjudul Echoes of the Universe dan masih banyak lagi.
Di samping kemudahan menulis buku dengan bantuan ChatGPT, menurut Mary Rasenberger, Direktur Eksekutif Authors Guild, hal tersebut tentu sangat mengkhawatirkan. Karena, berpotensi membuat banyak penulis kehilangan pekerjaan.
"Ini adalah sesuatu yang benar-benar perlu kami khawatirkan, buku-buku ini akan membanjiri pasar dan banyak penulis akan kehilangan pekerjaan," ucap Mary.
Menurutnya, perlu adanya transparansi dari penulis dan platform tentang bagaimana buku-buku tersebut dibuat, atau kamu akan bisa mendapat banyak buku berkualitas rendah.