Pembicara lainnya yang merupakan praktisi media Prabu Revolusi mengatakan, mendorong transformasi digital setidaknya diperlukan dua hal, yaitu kesiapan SDM dan dukungan regulasi. SDM sangat penting dalam mendorong terjadinya transformasi digital. SDM yang tidak memiliki kapasitas justru akan membebani peralihan ini.
Dalam konteks media, setidaknya diperlukan langkah koevolusi dalam transformasi media. "Yaitu mematikan media lama. Kalau tetap dihidupkan akan menjadi beban baru. Sehingga transformasi digital akan gagal," katanya.
Kedua, soal regulasi. Tanpa regulasi, transformasi digital akan tidak jelas arah dan tujuannya. Misalnya soal pusat data nasional yang akan dibangun di Indonesia. Di negara lain justru pusat data tak lagi terpusat, tetapi berbasis wilayah.
Regulasi, kata dia, juga penting sebagai panduan digitalisasi. Salah satunya interaksi digital yang didukung algoritma menyebabkan semakin kuatnya polarisasi.
"Penting sekali bagaimana pemerintah hadir membatasi atau memberi norma-norma agar tatanan masyarakat tetap terjaga," ujar Prabu.
(FRI)