"Ditambah lagi akhir-akhir ini banyak CBU baik EV maupun truk tambang yang mengakibatkan supply komponen ke pabrik mobil yang dirakit di Indonesia semakin turun. Ya karena supply terus menurun, otomatis untuk bertahan kita juga harus mengurangi karyawan, terutama industri komponen yang tidak punya kemampuan ekspor," tuturnya.
Rachmat mengatakan pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pemerintah terkait agar industri komponen kembali menguat. Salah satunya adalah mengajukan insentif berbasis TKDN untuk kendaraan yang diproduksi di dalam negeri.
"GIAMM sudah usul ke pemerintah, kalau bisa ada antisipasi untuk menaikkan pasar dengan cara pemberian insentif PPnBM-DTP untuk produk-produk yang dirakit dalam negeri. Dengan TKDN di atas 60 persen seperti waktu covid 19," kata dia.
Menurutnya, ini akan membuat penjualan mobil di Indonesia meningkat karena harga kendaraan baru akan jauh lebih terjangkau. Perekonomian juga diyakini akan kembali membaik karena terjadi perputaran uang yang besar.
"Pasar kendaraan naik, industri komponen tertolong dan syukur-syukur pajak penerimaan negara juga naik," tuturnya.
(kunthi fahmar sandy)