Amerika mengatakan pihaknya ingin menghentikan China menggunakan teknologi itu untuk tujuan-tujuan militer.
Dalam KTT G7 di Jepang pada bulan Mei lalu, negara-negara sekutu menyepakati perlunya “menghilangkan risiko” potensi pemerasan ekonomi oleh China, dan sekaligus menghindari ketergantungan pada teknologi semikonduktor China.
“Jadi kapasitas produksi semikonduktor canggih China tidak akan lumpuh, setidaknya dalam jangka pendek hingga menengah. Selain itu kemajuan ilmiah saat ini, sebagian besar akibat analisis dan simulasi data besar dibanding uji coba berulang-ulang. Jadi dengan keterbatasan akses pada semikonduktor canggih, dunia penelitian dan pengembangan ilmiah dan teknologi China tampaknya akan tertinggal jauh,” imbuh Takayama.
Jepang tidak menyebut China sebagai target pembatasan ekspornya, yang secara keseluruhan diberlakukan terhadap 160 negara. Namun China bereaksi keras atas kebijakan baru itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengatakan, “Dengan mengabaikan keprihatinan serius China, Jepang bersikeras membuat dan menerapkan langkah-langkah pengendalian ekspor yang jelas-jelas ditunjukan pada China.”