"Keunggulan Starlink itu adalah kecepatan yang sangat tinggi, mereka bisa sampai 200 mbps, nanti akan tergantung jumlah satelit yang akan ditempatkan di orbit mereka, makin banyak satelit kecepatannya akan sangat tinggi," kata Heru.
Menurutnya, teknologi milik Elon Musk ini akan cocok diterapkan di wilayah 3 T (tertinggal, terdepan, terluar), terutama bagi perusahaan-perusahaan yang punya operasi di wilayah tersebut. Mengingat jangkauan internet Starlink ini mampu mencakup seluruh wilayah daratan maupun laut di Indonesia karena menggunakan satelit.
"Misal masyarakat spend internet per bulan hanya Rp300 ribu, ya sudah tidak bisa menggunakan Starlink, kalau misal korporasi spend misalnya Rp5 juta per bulan, atau punya bisnis di tengah laut, itu bisa menggunakan starlink," kata Heru.
"Kalau untuk residensial sudah banyak yang diberikan layanan fiber optik, kemudian kalau individual sudah ada 4g, 5g, jadi pasar yang mungkin dimasuki adalah pasar yang wilayahnya di pedalaman, contohnya wilayah 3T," ujarnya.
(FRI)