Setahun selepas Musk hengkang, OpenAI mulai mengembangkan GPT-3, AI yang mampu berfungsi sebagai chatbot untuk menjawab pertanyaan, sekaligus memperbaiki naskah, dan menerjemahkan bahasa.
Masa transisi ini membuat dewan OpenAI terpecah, satu masih terfokus pada misi nonprofit, sementara yang satu lagi terfokus pada model bisnis klasik ala Silicon Valley, yakni merilis banyak produk dengan cepat untuk menguasai pasar.
GPT-3 terus dikembangkan hingga OpenAI menyempurnakannya dengan ChatGPT. Inilah kecerdasan buatan yang mulai menarik perhatian pekerja industri teknologi beberapa waktu belakangan ini.
Kesuksesan ChatGPT terbukti mampu menarik investor dari raksasa-raksasa teknologi selain Microsoft.
Fakta menarik lain dari pemecatan Altman, sebelum akhirnya Emmet Shear ditunjuk sebagai CEO interim, dewan OpenAI yang tersisa menawarkan posisi tersebut kepada eks CEO GitHub Nat Friedman dan CEO Scale AI Alex Wang, namun ditolak.