Dia menambahkan, ada sindikat impor ilegal yang terlibat.
“Sindikat ini menggunakan dokumentasi palsu untuk mengimpor sampah untuk tujuan daur ulang,” katanya kepada wartawan setelah memeriksa kontainer yang disita pada Rabu di Port Klang, sebelah barat Kuala Lumpur, ibu kota Malaysia.
Sebuah kontainer yang diperlihatkan kepada pers tampak berisi tumpukan rak-rak server.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada 2022, dunia menghasilkan 62 juta ton limbah elektronik, dan hanya kurang dari seperempatnya didaur ulang.
Banyak negara kaya mengirimkan limbah elektronik mereka ke luar negeri ke negara-negara miskin karena lebih murah dan membantu memenuhi target daur ulang.
Namun hal ini meningkatkan risiko kesehatan dan lingkungan di negara-negara tersebut.