Selain perangkat lunak dari teknologi otonom yang belum siap, alasan lainnya adalah itu akan menghabiskan terlalu banyak waktu, sumber daya, dan uang untuk membuatnya siap dinikmati oleh publik pada kendaraannya.
Sebuah artikel dari Bloomberg yang diterbitkan tahun lalu menjelaskan anggaran sebesar USD100 miliar (Rp1.506 triliun) dihabiskan untuk kendaraan otonom. Namun, saat ini belum ada titik terang untuk penggunannya.
Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan Institut Teknologi Michigan (MIT) menemukan bahwa teknologi otonom yang dijalakan dengan kecerdasan buatan (AI) akan menghabiskan energi kendaraan lebih cepat.
“Jika sebuah kendaraan otonom memiliki 10 jaringan saraf dalam yang memproses gambar dari 10 kamera, dan kendaraan itu melaju selama satu jam sehari, itu akan menghasilkan 21,6 juta kesimpulan setiap hari,” ucap seorang peneliti MIT dikutip dari Visordown.