sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

NASA Biayai Proyek Pesawat Amfibi Titan, Dana Awal Rp2,7 M

Technology editor Tangguh Yudha/MPI
12/01/2023 00:25 WIB
NASA mengumumkan bahwa lembag tersebut bersedia mendanai proyek ambisius pesawat amfibi Titan untuk eksplorasi luar angkasa.
NASA Biayai Proyek Pesawat Amfibi Titan, Dana Awal Rp2,7 M (Dok.MNC)
NASA Biayai Proyek Pesawat Amfibi Titan, Dana Awal Rp2,7 M (Dok.MNC)

IDXChannel - NASA mengumumkan bahwa lembag tersebut bersedia mendanai proyek ambisius pesawat amfibi Titan yang akan mengeksplorasi ruang angkasa lebih jauh dan cepat. 

Lembaga antariksa asal AS itu akan mencairkan dana sekitar USD175.000 atau Rp 2,7 miliar untuk studi awal proyek.

Diolah dari Engadget, Rabu (11/1/2023), NASA menyebut akan ada 14 proyek yang dapat berguna untuk misi di dalam dan di luar Tata Surya. Puncaknya adalah kehadiran Titan, pesawat amfibi yang dapat terbang melalui atmosfer nitrogen dan metana di Saturnus dan mengarungi lautannya.

Titan rencananya akan mengumpulkan metana dan bahan organik kompleks untuk dipelajari dengan menyedotnya melalui ujung depan yang berpori. Sebuah proyek dari Artur Davoyan UCLA, sementara itu, dapat mempercepat misi ke tepi luar Tata Surya dan bahkan ruang antarbintang.

Rancangannya akan mendorong pesawat ruang angkasa dengan menghasilkan "pellet-beam" partikel mikroskopis yang bergerak dengan kecepatan sangat tinggi (lebih dari 74 mil per detik) menggunakan ledakan laser. Konsep ini secara dramatis dapat mempersingkat waktu yang dibutuhkan untuk menjelajahi luar angkasa.

Di mana Voyager 1 membutuhkan waktu 35 tahun untuk mencapai ruang antarbintang (heliopause, kira-kira 123AU dari Matahari), sebuah pesawat ruang angkasa seberat satu ton dapat mencapai 100AU hanya dalam waktu tiga tahun. Itu bisa melakukan perjalanan 500AU dalam 15 tahun.

Upaya lain sama ambisiusnya. Mary Knapp dari MIT telah mengusulkan sebuah observatorium luar angkasa yang akan menggunakan segerombolan ribuan satelit kecil untuk mendeteksi emisi radio frekuensi rendah dari alam semesta awal, belum lagi medan magnet planet ekstrasurya mirip Bumi.

Congrui Jin dari University of Nebraska di Lincoln telah membayangkan blok bangunan habitat yang tumbuh sendiri yang dapat menghemat ruang dalam misi ke Mars, sementara Peter Curreri dari Lunar Resources telah merancang saluran pipa yang dapat mengantarkan oksigen antar pangkalan Bulan. 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement