sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sederet Hal yang Bikin Masyarakat Ragu Gunakan Motor Listrik

Technology editor M Fadli Ramadan
07/11/2022 11:20 WIB
Pemerintah terus mendorong masyarakat untuk beralih dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik berbasis baterai tapi masih banyak yang ragu untuk beralih.
Sederet Hal yang Bikin Masyarakat Ragu Gunakan Motor Listrik (Foto: MNC Media)
Sederet Hal yang Bikin Masyarakat Ragu Gunakan Motor Listrik (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Pemerintah terus mendorong masyarakat untuk beralih dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik berbasis baterai, terutama  roda dua yang saat ini jumlahnya mendominasi.

Namun, masih banyak yang ragu untuk beralih karena infrastruktur dan faktor lainnya belum mendukung elektrifikasi di Indonesia. Ini yang menyebabkan masyarakat Indonesia masih setia dengan motor konvensional bermesin pembakaran internal.

Salah satu yang membuat masyarakat ragu adalah lamanya waktu pengisian baterai motor listrik. Ini dianggap tidak efisien karena masih membutuhkan waktu berjam-jam untuk mengisi baterai sampai penuh.

Agus Pranowo dari Triple One Bikers Community mengatakan sangat menyambut baik kehadiran motor listrik di Indonesia. Tapi, ada empat hal yang menurutnya harus menjadi evaluasi pemerintah, yaitu pengisian baterai, penyeragaman baterai, meningkatkan jarak tempuh, dan purna jual.

“Harganya sangat menarik, tapi untuk ngecasnya lama, butuh 3 sampai 4 jam. Untuk pemerintah atau produsen motor listrik, buat pengisian setidaknya dalam waktu 30 menit bisa terisi 75 persen,” kata Agus kepada MNC Portal saat memantau motor-motor listrik di Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2022, Minggu (6/11/2022).

Selain itu, Agus juga mengatakan baterai yang digunakan motor listrik yang beredar di Indonesia saat ini sangat beragam. Ini akan mempersulit pemiliknya jika mengalami masalah dengan baterai tersebut yang menjadi sumber tenaga utama motor listrik.

“Baterainya harus seragam. Misal kita ke toko, mau beli baterai A1, A2, atau A4 itu ada. Jadi, pemerintah Indonesia harus menyeragamkan baterai, baik itu yang swapping battery atau penukaran baterai maupun yang tanam. Kita sebagai konsumen nggak akan sulit kalau ada masalah dengan baterai, bisa menggantinya di mana saja,” ujar Agus.

Kapasitas baterai juga menentukan jarak tempuh motor listrik yang menjadi masalah tersendiri bagi mereka yang punya mobilitas tinggi. Terlebih, motor listrik tersebut tidak menerapkan sistem penukaran baterai.

“Setelah jarak ditingkatkan, after sales-nya juga harus jelas. Berbicara habit orang Indonesia, biasanya mereka datang ke bengkel pinggir jalan ketimbang bengkel resmi karena lebih murah. Kalau untuk motor listrik ini bagaimana? Jadi perlu sosialisasi lagi untuk yang satu ini,” ucap Agus.

Pada diskusi percepatan target presiden dalam penggunaan dua juta motor listrik yang digelar Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono, Menteri Perhubungan (Menhub) mengatakan sedang merancang regulasi untuk menyeragamkan baterai motor listrik.

“Kami sedang menyusun regulasi untuk membangun baterai secara bersama-sama, minimal tiga tipe baterai untuk motor listrik,” kata Menhub dalam sambutannya.

(DES)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement