IDXChannel - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebut, sektor keuangan merupakan salah satu industri yang paling rentan terhadap kejahatan siber.
Direktur Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan, dan Pariwisata BSSN, Edit Prima mencatat, tren anomali trafik internet Indonesia menunjukkan angka yang fantastis terutama pada 2021 sebanyak 1,6 miliar kejadian. Selanjutnya pada 2022 sebanyak 976,4 juta kejadian, dan 2023 sebanyak 151,4 juta kejadian.
"Sektor keuangan menempati urutan ketiga setelah administrasi pemerintahan dan energi, sebagai sektor yang paling banyak mengalami anomali internet," jelasnya dalam acara The Finance Executive Forum: The Future of Digitalization and Cyber Crime Mitigation Towards 2045, Jumat (29/12/2023).
"Serangan ransomware masih menjadi ancaman di sektor keuangan pada 2023 dan BSSN mencatat dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware," Edit Prima menambahkan.
Menurutnya, sektor keuangan modern saat ini bergantung pada pemanfaatan teknologi dan platform digital. Dampak serta risiko yang ditimbulkan atas ketergantungan tersebut membuka peluang ancaman siber, seperti pencurian data, peretasan terhadap sistem, dan pelumpuhan seluruh sistem operasional jasa penyedia layanan keuangan.