sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Serangan Siber Bobol Jutaan Data, Australia Siap Naikkan Denda bagi Perusahaan

Technology editor Indah Mulyani
24/10/2022 15:16 WIB
Australia mengkaji penambahan hukuman denda bagi peruhaan yang membuat data konsumennya diretas.
Serangan Siber Bobol Jutaan Data, Australia Siap Naikkan Denda bagi Perusahaan (Dok.MNC)
Serangan Siber Bobol Jutaan Data, Australia Siap Naikkan Denda bagi Perusahaan (Dok.MNC)

IDXChannel - Pemerintah dan parlemen Australia diinformasikan tengah godok UU bagi perusahaan yang jadi sasaran hacker sehingga menyebabkan pelanggaran data bagi konsumen atau nasabahnya. 

Hal tersebut diungkap Jaksa Agung, Mark Dreyfus, setelah banyaknya serangan siber tingkat tinggi yang menyerang privasi data jutaan warga Australia dalam beberapa pekan terakhir.

Mengutip Alarabiya News yang melansir Reuters, Senin (24/10/2022), perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Australia, SingTel Optus, mengungkapkan adanya tindakan peretasan yang mencuri data pribadi hingga 10 juta akun. Dikarenakan kejadian tersebut membuat sektor telekomunikasi, keuangan, dan juga pemerintahan Australia memasuki peringatan siaga tinggi. 

Serangan siber selanjutnya terjadi pada bulan ini di perusahaan asuransi kesehatan, Medibank Private, mengakibatkan informasi pribadi sebanyak 100 pelanggan telah dicuri, termasuk diagnosa dan prosedur medis sebagai bagian dari pencurian sebesar 200 gigabyte data.

Melalui pernyataan resminya, Dreyfus mengatakan, pemerintah minggu depan akan bergerak untuk meningkatkan hukuman untuk pelanggaran privasi yang serius atau berulang dengan amandemen undang-undang privasi.

“Perubahan yang diusulkan akan mencabut hukuman maksimum untuk pelanggaran privasi yang serius atau berulang dari AUD2,22 juta (USD1,4 juta) menjadi lebih dari AUD50 juta,” katanya.

Ia menambahkan, Pelanggaran privasi yang signifikan dalam beberapa pekan terakhir telah menunjukkan bahwa perlindungan yang ada belum memadai. Oleh karenanya, dibutuhkan undang-undang yang lebih baik untuk mengatur bagaimana perusahaan mengelola sejumlah besar data yang mereka kumpulkan, dan hukuman yang lebih besar untuk mendorong perilaku yang lebih baik.

Pengumuman tersebut muncul setelah pemerintah pada awal bulan ini mengungkapkan rencana untuk merombak aturan privasi konsumen yang akan membantu memfasilitasi pembagian data yang ditargetkan antara perusahaan telekomunikasi dan bank.

Setelah serangan Optus, dua regulator Australia membuka penyelidikan terhadap perusahaan tersebut, yang mendapat kecaman keras karena tidak mencegah peretasan, salah satu yang terbesar dalam catatan di Australia. 

Oleh: Savira Agustin

(IND) 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement