Namun, TikTok telah melakukan berbagai strategi untuk meyakinkan para kliennya. Pertama, CEO TikTok Chew telah berbicara pada sidang di depan anggota parlemen Kamis (24/3) untuk berbicara tentang keamanan datanya.
Kedua, TikTok juga meyakinkan para kliennya mengenai keamanan data platformnya. Mereka mengatakan akan memisahkan data pengguna masyarakat Amerika Serikat dan menyimpannya di negara tersebut melalui divisi terbarunya, U.S Data Security (USDS) yang akan dipantau oleh perusahaan teknologi AS Oracle, sebuah upaya yang dijuluki Project Texas.
Ketiga, TikTok mengirimkan sebuah email kepada para klien untuk menjelaskan secara rinci bagaimana TikTok akan memblokir data pengguna AS dari pemerintah China. Darren D'Altorio mengaku telah menerima email dengan judul, “Can the Chinese government request TikTok U.S. user data?"
“Project Texas akan mencegah TikTok untuk memiliki akses yang tidak perlu pada data - data tersebut, termasuk tidak ada mekanisme persetujuan dimana data AS akan dibagikan dengan pemerintah Cina." tulis TikTok dalam email tersebut.
Selain itu, TikTok juga terus meluncurkan fitur terbaru yang memudahkan pengiklan untuk langsung mengubah video TikTok mereka menjadi iklan.