Trump mengatakan pada Minggu (21/9/2025) bahwa raja media Lachlan Murdoch dan para pemimpin bisnis Larry Ellison serta Michael Dell akan terlibat sebagai investor AS dalam kesepakatan yang diusulkan untuk mempertahankan operasional TikTok di Amerika.
AS yakin bahwa China telah menyetujui kesepakatan tersebut dan tidak berencana untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut dengan Beijing mengenai detailnya, kata pejabat tersebut kepada wartawan melalui panggilan konferensi, tetapi menambahkan bahwa dokumen tambahan diperlukan dari kedua belah pihak.
Kedutaan Besar China di Washington mengatakan pada Senin kemarin bahwa pihaknya akan senang melihat negosiasi komersial yang produktif sesuai dengan aturan pasar yang menghasilkan solusi yang mematuhi hukum dan peraturan China serta mempertimbangkan kepentingan kedua belah pihak.
Meski begitu, nilai transaksi dari pembelian TikTok belum terungkap. Pejabat tersebut hanya menyatakan aset TikTok di AS akan mencapai "miliaran dolar."
Pemerintah AS tidak akan menduduki kursi dewan direksi atau menerima saham emas di entitas baru yang akan memiliki TikTok AS. Belum jelas apakah pemerintah AS akan menerima pembayaran sebagai syarat persetujuan.
Trump berupaya mencegah aplikasi video pendek dengan 170 juta pengguna di AS tersebut diblokir setelah Kongres mengesahkan undang-undang yang memerintahkan penutupannya pada Januari 2025 jika asetnya di AS tidak dijual oleh pemiliknya, ByteDance.
Trump telah menunda penegakan hukum hingga pertengahan Desember di tengah upaya untuk menarik aset TikTok di AS dari platform global tersebut, menjaring investor Amerika, dan memastikan bahwa kepemilikan baru tersebut memenuhi syarat sebagai divestasi penuh yang diwajibkan berdasarkan undang-undang tahun 2024.
Perintah eksekutif Trump akan mencakup jeda penegakan hukum baru selama 120 hari untuk memungkinkan para investor dan ByteDance menyelesaikan perjanjian.
Adapun kemajuan kesepakatan TikTok minggu lalu menandai terobosan langka dalam perundingan berbulan-bulan antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia, yang berupaya meredakan perang dagang yang telah meresahkan pasar global.
(Febrina Ratna Iskana)