MARKET NEWS

Dolar AS Menguat, Harga Minyak Mentah Dunia Justru Terkoreksi

Dinar Fitra Maghiszha 12/11/2021 10:55 WIB

Harga minyak mentah dunia mengalami pelemahan pada perdagangan akhir pekan ini Jumat (12/11/2021) ketika Dolar Amerika Serikat sedang berada di fase tertinggi.

Dolar AS Menguat, Harga Minyak Mentah Dunia Justru Terkoreksi

IDXChannel - Harga minyak mentah dunia mengalami pelemahan pada perdagangan akhir pekan ini Jumat (12/11/2021) ketika Dolar Amerika Serikat sedang berada di fase tertingginya sepekan terakhir ini.

Menilik market, indeks Dolar AS berada di level USD95,2. Di samping itu, bertambahnya pasokan di pasar turut menjadi pemicu turunnya harga komoditas ini.

Hingga pukul 10:14 WIB, minyak mentah jenis Brent untuk kontrak berjangka turun -0,62 persen di harga USD 82,36 per barel, gagal melanjutkan penguatannya pada hari sebelumnya. Sementara West Texas Intermediate (WTI) tertekan -0,63 persen di USD 81,08 per barel.

Kedua kontrak acuan tersebut mengalami tekanan pada akhir pekan ini setelah sempat fluktuatif beberapa waktu yang lalu, didorong lonjakan Dolar AS di pasar.

Diketahui, pasar masih menantikan keputusan pemerintahan Presiden Joe Biden apakah akan melepaskan cadangan strategisnya di pasaran untuk mendinginkan harga.

Analis menilai penurunan harga ini masih berada di area yang wajar. "Ini masih berada dalam situasi yang seimbang," kata Ekonom Senior Westpac, Justin Smirk, dilansir Reuters, Jumat (12/11/2021).

Kendati pasar masih tertekan berkat pasokan yang ketat, Justin mencermati bahwa sejatinya ada perubahan dalam sisi permintaan. Menurut Justin, sentimen pemulihan ekonomi sudah mulai masif dan cenderung berlalu. 

Pasar komoditas saat ini justru didorong oleh meningkatnya permintaan barang-barang konsumsi menjelang liburan akhir tahun. Kenaikan ini berimbas terhadap permintaan energi, dan berangsur-angsur memulihkan permintaan sektor jasa, seperti pariwisata, transportasi, dan logistik.

"Ada tanda-tanda positif di sisi permintaan, di mana sektor perjalanan udara akan meningkat dengan cepat, tetapi kebijakan moneter dan fiskal yang lebih ketat dan jelang musim dingin di wilayah utara akan jadi peredam lonjakan," lanjutnya.

Sementara itu, Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC) pada hari Kamis memangkas perkiraan permintaan minyak dunia pada kuartal keempat sebesar 330.000 barel per hari, dibandingkan perkiraan bulan lalu.

Analis komoditas National Australia Bank, Baden Moore mengatakan bahwa pasar minyak diperkirakan bakal tetap ketat hingga kuartal ketiga 2022 karena dorongan pemulihan permintaan.

"OPEC+ sangat cerdik dalam mengelola pasokan global karena ada pemulihan permintaan dari pandemi, dan kelompok itu tetap berada pada posisi yang baik saat ini," pungkas Moore. (NDA)

SHARE