"Pertama, budaya kerja yang berbeda itu harus disesuaikan, itu kan mengikat pegawai didalamnya karyawan, orang-orang SDM nya yang harus juga diperhatikan," jelasnya.
Kedua, soal sistem dari platform yang ada. Jika perbankan yang ingin merger sudah mempunyai sistem yang sama akan lebih mudah, namun tidak yang sebaliknya.
"Nah kalo platformnya berbeda mereka harus salah satu dari mereka harus konversi kan supaya sama, itu juga belum nanti dalam konversi mungkin ada nasabah yang sama, debitur yang sama, itu juga harus dipikirkan solusinya, jangka pendeknya seperti apa mereka," kata Amin.
Terakhir, untuk SDM yang tidak kalah penting. Hal itu karena akan adanya jabatan ganda yang diterima direksi jika benar sepakat merger.
"Kan pasti ada double position di jabatan tertentu. Ada di Bank A, ada di Bank B, nah begitu merger jadi Bank C nah yaudah kan mesti ada satu dan dipikirkan, apakah akan terjadi rasionalisasi atau penyesuaian grading dan sebagainya untuk bisa mereka kembali sehat dan pegawainya tidak mengalami culture shock tapi juga merasa nyaman dengan perusahaan hasil merger tadi," pungkas Amin.