Dia melanjutkan, pertumbuhan pinjaman dicapai dengan tetap mempertahankan kualitas. Meski mengalami peningkatan, rasio pinjaman bermasalah secara gross (non-performing loan/ NPL Gross) terhadap keseluruhan pinjaman dijaga pada tingkat 2,9%, atau meningkat tipis dari tingkat 2,7% pada akhir 2021.
Menurut dia, peningkatan rasio NPL ini kami nilai wajar mengingat kondisi perbankan terus berangsur normal dengan terlampauinya pinjaman yang berada pada periode restrukturisasi.
"Jumlah pinjaman yang direstrukturisasi telah berangsur menurun secara cepat. Per akhir tahun 2022, jumlah pinjaman yang direstrukturisasi berada pada tingkat 23,2%, jauh menurun dari 33,1% per akhir tahun sebelumnya,” jelas Henky.
Sepanjang 2022, Bank Sampoerna juga membukukan pendapatan bunga bersih sebesar Rp830,2 miliar atau meningkat 15,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Kenaikan ini terutama dicapai melalui penurunan beban bunga sebesar hampir 32,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp384,4 miliar.