Perry juga berusaha meredam ekspektasi dengan mengatakan, Indonesia tidak perlu seagresif bank sentral lain atau menyamai kecepatan The Fed karena inflasi Indonesia dapat dikelola.
Nasib Rupiah relatif lebih dari daripada negara tetangga, setelah kehilangan hanya 8% di tahun ini. Dibandingkan Peso Filipina, Baht Thailand, dan Ringgit Malaysia yang masing-masing terdepresiasi lebih dari 10%.
"Bank Indonesia akan terus melakukan intervensi pasar di spot valas, non-deliverable forward domestik, dan pasar obligasi untuk menstabilkan mata uang dan menghindari efek spillover pada harga domestik," kata Perry dikutip dari Bloomberg, Kamis (20/10/2022).
Menurut Ekonom PT Bahana Sekuritas, Satria Sambijantoro, bank sentral perlu menunjukkan bahwa mereka mengambil inisiatif untuk menjinakkan inflasi dan menarik arus masuk asing, sehingga dapat menguatkan nilai tukar rupiah dengan memberi kenaikan (suku bunga) jumbo.