Strategi BI untuk menarik arus masuk dengan menjual obligasi jangka pendek di pasar sekunder guna mendongkrak imbal hasil nampaknya tidak cukup untuk menahan arus keluar. Lebih dari USD9 miliar dana asing sudah kabur dari pasar domestik sepanjang 2022.
Permintaan utang pemerintah juga melemah karena lelang obligasi dan sukuk gagal memenuhi target yang diturunkan, bahkan sejak pertengahan September.
"Meskipun operasi tampaknya mampu melawan lonjakan imbal hasil benchmark 10 tahun, dampaknya terbatas dalam mendukung Rupiah," ujar Ekonom PT Samuel Sekuritas, Fikri Permana.
Di sisi inflasi, Perry memproyeksikan inflasi inti akan mencapai 6,3% pada akhir tahun ini. Sementara inflasi komponen inti diprediksi mencapai 4,3% di akhir 2022.
"Bagaimanapun otoritas moneter harus mengambil tindakan pencegahan karena dampak putaran kedua belum sepenuhnya tercermin dalam harga," tandas Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman yang memperkirakan kenaikan suku bunga acuan BI sebesar 50 bps ini.
(FAY)