"Makanya kemarin setelah ada pengumuman statement dari the Fed, pasar juga bereaksi sehingga sempat ada tekanan terhadap rupiah. Tapi kenaikannya sendiri kan belum, itu baru pengumuman," jelasnya.
Faisal menambahkan apabila nanti benar terjadi kenaikan pada tanggal 28 Juli oleh The Fed dan kenaikannya sebesar 75 basis poin, maka akan ada dorongan capital outflow yang biasanya mendorong tingkat kenaikan suku bunga di negara berkembang seperti Indonesia.
Terlebih lagi perkembangan terakhir inflasi di Amerika Serikat berdasarkan rilis terakhir pada bulan Juni itu naik dari bulan Mei 8,6 menjadi 9,1. Artinya bahwa kenaikan suku bunga oleh The Fed yang sudah-sudah belum cukup efektif menahan laju inflasi, jadi akan mendorong kenaikan lagi tingkat suku bunga The Fed.
"Oleh karena itu kemungkinan, sudah mulai naik di bulan Juli ini RDG tapi kemungkinan kenaikannya pun tidak drastis, kalaupun naik paling sekitar 25 basis poin," kata Faisal.
(FRI)