IDXChannel - Bank Indonesia (BI) diproyeksi memangkas suku bunga acuan atau BI7DRR pada semester II-2024. Proyeksi ini pun mempertimbangkan sejumlah alasan.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengungkapkan indikator yang pertama, di mana Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed) pada pertemuan FOMC Desember 2023 memutuskan mempertahankan Fed Funds Rate (FFR) pada level 5.25%-5.50% karena inflasi AS yang mereda dan aktivitas ekonomi yang moderat.
"Membandingkan pernyataan mereka dengan pertemuan sebelumnya pada November 2023, terdapat perubahan besar terkait pandangan mereka terhadap kondisi ekonomi AS," ujar Josua di Jakarta, Kamis (14/12/2023).
Pada pertemuan November 2023, The Fed masih melihat adanya ekspansi ekonomi AS, namun pada pertemuan Desember 2023, The Fed menyebutkan bahwa ekonomi dan inflasi telah menurun.
Josua mengatakan, dengan kebijakan yang sudah mengarah kepada stance yang dovish dari Fed, investor diperkirakan mulai kembali masuk ke aset-aset yang berisiko, terutama di negara berkembang, termasuk di dalamnya rupiah.
"Masuknya investor ke pasar keuangan domestik, akan berdampak positif pada aset saham dan obligasi, yang pada gilirannya akan mendorong penguatan rupiah," ucap Josua.
Pada jangka pendek, dampaknya sudah dapat terlihat dari pergerakan nilai tukar rupiah yang menguat 1,05% ke level 15.497 per dolar AS, IHSG yang menguat hingga 1,42% ke level 7.176, sementara yield obligasi rupiah 10 tahun turun 10 bps ke level 6,65%.