"Di jangka yang lebih panjang, kebijakan The Fed berpotensi mendorong apresiasi rupiah lebih lanjut, terutama ketika data-data AS tercatat semakin mengalami perlambatan," ungkap Josua.
Stabilitas nilai tukar rupiah yang lebih tinggi diperkirakan mampu mendorong BI untuk segera menjaga suku bunga di level saat ini. Dari sisi inflasi, terlihat bahwa inflasi Indonesia terjaga di dalam kisaran target BI, sehingga risiko inflasi Indonesia cenderung terbatas.
"Dari kondisi tersebut BI diperkirakan mulai akan melakukan pemotongan suku bunga pada semester II-2024, terutama bila nilai tukar rupiah sudah cenderung lebih stabil," pungkas Josua. (NIA)