sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BNI Dinilai Siap Ekspansi Kredit Tahun Depan Usai De-Risking

Banking editor Yanto Kusdiantono
07/12/2025 22:00 WIB
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dinilai menunjukkan hasil positif dari program de-risking yang dijalankan selama lima tahun terakhir. 
BNI Dinilai Siap Ekspansi Kredit Tahun Depan Usai De-Risking. Foto: iNews Media Group.
BNI Dinilai Siap Ekspansi Kredit Tahun Depan Usai De-Risking. Foto: iNews Media Group.

IDXChannel – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dinilai menunjukkan hasil positif dari program de-risking yang dijalankan selama lima tahun terakhir. 

De-risking adalah program strategis yang dijalankan BNI dalam rangka memperkuat struktur portofolio dan meningkatkan ketahanan perusahaan pascapandemi Covid-19.

Analis Bahana Sekuritas, Razqi M. Kurniawan mengatakan, pandemi Covid-19 saat itu memukul berbagai sektor industri, yang pada gilirannya juga memicu tekanan besar terhadap industri perbankan, di mana Non-Performing Loan (NPL) membengkak dan laba bersih tertekan.

Untuk mengatasi problem itu, BNI menjalankan de-risking sejak 2020, yang dirancang untuk menata kembali kualitas aset, memperbaiki profil debitur, serta membangun fondasi pertumbuhan yang lebih berkelanjutan selama pandemi Covid-19.

Sejak awal, program tersebut diarahkan untuk menormalkan portofolio kredit melalui pembersihan aset bermasalah, pengetatan manajemen risiko, dan reposisi eksposur kredit menuju sektor dan debitur yang memiliki profil risiko lebih kuat.

Selain itu, de-risking menyasar portofolio eksisting, secara sistematis menurunkan keterpaparan pada sektor-sektor yang dinilai berisiko tinggi serta memperkuat proses analisis kredit guna memastikan kualitas pertumbuhan baru semakin terjaga.

Diluncurkan pada 2020, program de-risking BNI dijalankan secara berkelanjutan dan mencakup pembersihan kredit bermasalah, reposisi portfolio menuju debitor menengah-atas dan korporasi berkualitas, serta penguatan kerangka manajemen risiko.

"Bahana Sekuritas memantau lekat program tersebut, mencatat adanya perubahan signifikan dalam fundamental BNI sejak tahun 2023. Salah satu yang terpenting adalah penurunan biaya kredit (cost of credit/CoC) yang berlangsung konsisten selama lima tahun," ujar Razqi M. Kurniawan dalam risetnya, dikutip Minggu (7/12/2025).

Pada September 2025, Cost of Credit (CoC) BNI turun hingga ke level 1 persen, terendah sepanjang periode transformasi. Tren penurunan ini diperkirakan berlanjut pada 2026 dengan proyeksi mencapai 0,9 persen.
 
Angka itu mencerminkan membaiknya kualitas kredit dan efektivitas tata kelola risiko di bank pelat merah tersebut, terutama jika dibandingkan dengan kondisi pada 2020–2022 tatkala industri perbankan masih dibebani restrukturisasi besar-besaran.

NPL Stabil di Tengah Ekonomi yang Menantang

Perbaikan kualitas portofolio juga tercermin dari stabilnya rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) di level 2 persen. 

Pada saat yang sama, kemampuan perseroan menyerap potensi risiko meningkat signifikan, tercermin dari rasio NPL coverage yang mencapai 222,7 persen pada September 2025. 

Tingkat pencadangan ini merupakan salah satu yang tertinggi di industri dan menunjukkan bahwa BNI memiliki bantalan risiko memadai untuk menghadapi volatilitas ekonomi tanpa perlu melakukan penambahan pencadangan secara agresif di masa mendatang. 

NPL yang stabil, dengan dibarengi pencadangan ekstra tebal, menandakan portofolio kredit BNI berada dalam posisi yang jauh lebih sehat dibandingkan lima tahun sebelumnya.

Dengan rangkaian perbaikan tersebut, Bahana Sekuritas menilai BNI kini memasuki fase pertumbuhan baru yang lebih kuat dan menyebut BNI sebagai salah satu bank BUMN yang paling siap melakukan ekspansi kredit secara agresif tahun depan. 

Indikatornya adalah loan at risk yang semakin terkendali, demikian juga kredit bermasalah yang semakin menurun, dan peningkatan kualitas penyaluran kredit secara prudensial. 

Di sisi lain, biaya dana (cost of fund) juga menurun menyusul pertumbuhan dana murah (current account saving account/CASA) sebesar 13,3 persen menjadi Rp613,4 triliun (per September 2025), yang membuka ruang profitabilitas lebih besar. 

"BNI telah menyelesaikan sebagian besar proses de-risking dan kini memasuki siklus kredit yang lebih sehat dan lebih menguntungkan," kata Razqi.
 
BNI mengombinasikan strategi de-risking dengan ekspansi ke segmen yang lebih tahan terhadap siklus ekonomi, seperti pembiayaan wholesale berisiko rendah, industri berorientasi ekspor, dan sektor hijau yang kini menjadi fokus strategis perseroan.

Arah positif ini sejalan dengan pandangan pasar bahwa BNI tengah kembali ke jalur pertumbuhan sehat setelah masa pemulihan yang panjang, sekaligus memperkuat nilai saham perseroan.

Mengutip Bahana, penurunan berkelanjutan CoC, risiko yang semakin terkendali, serta portofolio yang lebih bersih menjadikan BNI salah satu bank milik pemerintah dengan potensi peningkatan profitabilitas paling kuat dalam dua tahun ke depan.


(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement