Adapun BTN memiliki strategi guna memitigasi permasalahan kredit di 2023, mengingat perekonomian tahun ini bakal dipenuhi dengan ketidakpastian.
Nixon menjelaskan yang pertama, BTN akan memperketat kebijakan mengenai kredit. Kemudian, yang kedua, BTN akan mengurangi pemberian kredit properti high rise building. Tak hanya itu, BTN juga akan menggunakan data statistik guna melihat profil calon debitur.
Di sisi lain, Nixon mengungkapkan bahwa kondisi restrukturisasi kredit semakin hari semakin membaik. Hal tersebut tercermin dari data Desember 2022, jumlah restrukturisasi turun Rp1,7 triliun.
Nixon dan BTN juga masih yakin bahwa banyak sekali debitur yang mengalami restrukturisasi Covid-19 di masa lalu maka di tahun ini akan keluar dari pola restrukturisasi.
"Karena mungkin di situasi hari ini mereka tetap akan menjaga pengamanan pembayaran rumah, menjaga kepemilikan agar tidak bermasalah dengan bank," pungkas Nixon.
(SLF)