sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Ekonom Ungkap Dampak Kenaikan Suku Bunga

Banking editor Anggie Ariesta
19/11/2022 15:03 WIB
Presiden Direktur CSA Aria Santoso mengatakan, kenaikan suku bunga acuan akan berdampak positif bagi kinerja perbankan, termasuk bank yang masuk dalam kategori
Ekonom Ungkap Dampak Kenaikan Suku Bunga. (Foto: MNC Media)
Ekonom Ungkap Dampak Kenaikan Suku Bunga. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Bank Indonesia (BI) memutuskan menaikan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi 5,25%. Sementara suku bunga Deposit Facility menjadi 4,50%, serta suku bunga Lending Facility pada level 6,00%.

Kenaikan suku bunga ini jelas berdampak untuk beberapa sektor keuangan, mulai dari pasar saham hingga inflasi. Untuk pasar saham sendiri, investor bisa memanfaatkan untuk kembali masuk ke saham yang menjadi konstituen LQ45.

Disisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat usai BI mengumumkan kenaikan kembali suku bunga acuan. Sebagai gambaran, sepanjang tahun 2022 hingga penutupan Jumat (18/11) IHSG menguat 6,25% dan indeks LQ45 justru terapresiasi lebih tinggi dengan 7,02% secara ytd.

Berdasarkan data Bloomberg, terdapat 17 saham konstituen LQ45 yang memiliki ratio price to earnings dibawah 10x. Adapun saham LQ45 dengan nilai terendah adalah Indika Energy (INDY) sebesar 2,4x, Indo Tambangraya Megah (ITMG) 2,45x serta Adaro Energy (ADRO) 2,95x.

Disisi lain, 23 saham penghuni LQ45 membukukan kinerja saham yang lebih rendah dari return LQ45 secara ytd. Saham-saham tersebut antara lain ANTM turun 12,22%, BRPT -2,92%, BRIS -23,6%, EMTK -26,75%, serta ERCL -27,44% dan TLKM stagnan dalam level harga akhir 2021.

Presiden Direktur CSA Aria Santoso mengatakan, kenaikan suku bunga acuan akan berdampak positif bagi kinerja perbankan, termasuk bank yang masuk dalam kategori big chips.

"Kenaikan suku bunga acuan emiten perbankan bisa mentransmisikan ke kenaikan tingkat bunga," jelas dia dalam keterangan tertulis, Sabtu, (19/11/2022).

Adapun dalam jangka panjang kebijakan kenaikan suku bunga tidak selalu menguntungkan bagi kinerja emiten perbankan karena ternyata jika perekonomian melambat akan menyebabkan NPL meningkat yang bisa menjadi sentimen negatif bagi kinerja perbankan.

Disisi lain, menurut Ketua Komite Analis Kebijakan Ekonomi APINDO, Ajib Hamdani, kenaikan suku bunga bakal memberikan dampak sentimen ke ekonomi secara umum, yakni inflasi dan melemahnya daya beli masyarakat.

Ajib berharap pemerintah perlu mendorong kebijakan dengan memberi insentif untuk mengurangi dampak negatif atas tantangan uang yang ada saat ini. Misalnya, restrukturisasi kredit perlu kembali diperpanjang, agar dunia usaha mempunyai ruang likuiditas kalau perbankan menaikkan suku bunga kredit.

(SLF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement