Sedangkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengklaim rasio NPL KUR perseroan masih tetap terjaga saat ini. Untuk menjaga kualitas KUR, BRI menerapkan strategi tumbuh secara selektif. Ini selaras dengan strategi penyaluran kredit BRI secara umum.
Selain itu, BRI juga membuat sektor sektor prioritas dalam penyaluran KUR, seperti perdagangan dan pertanian. Ia bilang, BRI akan terus memperkuat penggunaan data analytic untuk memperkuat proses credit underwriting serta meningkatkan success rate restrukturisasi.
Hingga Juli 2022, BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp144,47 triliun atau setara dengan 56,86 persen dari kuota yang diberikan pemerintah yakni sebesar Rp 254,1 triliun.
Terakhir, ada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang juga mencatatkan biaya pencadangan yang lebih rendah, yakni turun 67,7 persen secara kuartalan.
Penurunan biaya pencadangan juga diiringi dengan kualitas aset yang lebih baik seiring NPL yang mulai mengalami normalisasi serta loan to asset ratio (LAR) yang masih memperlihatkan tren penurunan.