sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kilas Balik Sektor Perbankan saat Pandemi dan Prospek di 2023

Banking editor Kunthi Fahmar Sandy
19/08/2023 07:31 WIB
Saat ini muncul peluang sektor perbankan di tengah tren suku bunga tinggi meskipun banyak harapan suku bunga akan mulai stabil dan cenderung akan turun
Kilas Balik Sektor Perbankan saat Pandemi dan Prospek di 2023 (FOTO:MNC Media)
Kilas Balik Sektor Perbankan saat Pandemi dan Prospek di 2023 (FOTO:MNC Media)

Prospek di 2023

Saat ini muncul peluang sektor perbankan di tengah tren suku bunga tinggi meskipun banyak harapan suku bunga akan mulai stabil dan cenderung akan turun di bulan mendatang.

Chief Economist Bank Permata, Josua Pardede mengatakan, hal ini menjadi kabar bagus bagi sektor perbankan mengingat Bank Indonesia sejauh ini hanya menaikkan di awal tahun dan setelahnya menahan tingkat acuan.

"Sampai akhir tahun ini pun diperkirakan Bank Indonesia masih akan mempertahankan tingkat suku bunga di level acuan 5,75% sehingga ini ada harapan bahwa dari sektor perbankan tentunya dan kenaikan cost of fund akan semakin terbatas," ungkap Josua.

"Sehingga harapannya ada dari sisi profitabilitas juga perbankan akan mungkin membaik dibandingkan khususnya tahun lalu," imbuhnya.

Menurut Josua, meskipun tahun lalu dari sisi pertumbuhan kredit cenderung melambat, namun dari kenaikan NIM cenderung meningkat dibandingkan akhir tahun lalu.

"Karena lihat dari sisi data sementara untuk kenaikan suku bunga kredit itu sedikit lebih tinggi dibanding kenaikan suku bunga deposito sehingga ini hanya merefleksikan dari sisi kita sudah membukukan kenaikan tren juga," jelas Josua.

Dari sisi pertumbuhan kredit sampai dengan tahun ini, Bank Permata mempertimbangkan ekonomi secara umum mengalami perlambatan sehingga mempengaruhi pertumbuhan kredit dalam kisaran 7%-9%.

"Dari sisi permintaan kredit, sektor industri misalkan, yang berkaitan dengan pertambangan dan juga CPO pada saat tahun lalu, rata-rata korporasi tersebut melunasi utang-utangnya," kata dia.

Kemudian dari sisi realisasi dari NIM yang menunjukkan peningkatan dari tahun lalu. Per data bulan Juni sendiri, meningkat 4,58% dari posisi Juni 2022 sebesar 4,69% dan Desember 2022 sebesar 4,71%.

"Profitabilitas dari perbankan itu dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga kredit yang lebih tinggi tahun ini dibandingkan dengan kenaikan suku bunga deposito," ungkap Josua.

Menurut Josua dari rasio CASA, saving account dan juga tabungan dibandingkan DPK itu masih cukup tinggi, lebih dari 60% sehingga balik lagi ke cost of fund perbankan ini masih tetap meningkat.

(SAN)

Halaman : 1 2 3 4 5 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement