Teten menuturkan, melalui KUR Klaster berbasis rantai pasok nantinya UMKM akan terhubung dengan offtaker (pembeli) dari kalangan industri.
Jika sudah terhubung dengan rantai pasok industri, maka penyaluran KUR akan lebih mudah dilakukan. Seperti yang terjadi di beberapa negara maju, seperti Jepang dan Korea Selatan.
Teten membeberkan, tingkat penyaluran KUR di Jepang sudah mencapai 60%. Sementara di Korea Selatan lebih besar lagi, jumlahnya mencapai 81% kredit perbankan yang disalurkan kepada UMKM.
"Kenapa? Karena di sana (Jepang dan Korea Selatan) UMKM sudah terhubung rantai pasok industri," ujar Teten.
Dia menuturkan, tengah gencar mendorong para pelaku UMKM untuk memproduksi bahan baku atau barang-barang setengah jadi yang menjadi kebutuhan industri agar bisa terhubung dengan rangkai pasok industri.
"Ini yang sedang kita bangun," pungkas Teten.
(FAY)