sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Luncurkan Digital Resilience Guideline, OJK Harap Perbankan Indonesia Melek Ketahanan Siber

Banking editor Tangguh Yudha
20/08/2024 12:36 WIB
Panduan ini dapat digunakan perbankan sebagai acuan terkait cyber security (keamanan siber) dalam hal dinamika bisnis.
Luncurkan Digital Resilience Guideline, OJK Harap Perbankan Indonesia Melek Ketahanan Siber (FOTO:MNC Media)
Luncurkan Digital Resilience Guideline, OJK Harap Perbankan Indonesia Melek Ketahanan Siber (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) resmi meluncurkan Panduan Resiliensi Digital (Digital Resilience Guideline) pada Selasa (20/8/2024). 

Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, panduan ini dapat digunakan perbankan sebagai acuan terkait cyber security (keamanan siber) dalam hal dinamika bisnis.

Dian mengungkap, meskipun bank-bank di Indonesia sudah mampu beradaptasi terhadap digitalisasi dan kuat di sistem pertahanan, namun dengan adanya panduan ini perbankan bisa lebih melek lagi terhadap ketahanan siber

Peluncuran panduan juga disebutnya sebagai landmark untuk memperkuat tranformasi digital perbankan Tanah Air.

"Intinya adalah walaupun bank-bank kita juga sudah cukup kuat untuk digital resilience maupun pengembangan AI-nya tetapi memang kita tidak bisa lengah dan harus mengupayakan ketahanan siber. Karena hal itu bisa mengganggu reputasi bank dan merugikan nasabah," kata Dian di sela-sela acara peluncuran yang digelar di Jakarta.

"Tidak bisa dipungkiri digitalisasi itu memang harus dilakukan apalagi untuk perbankan yang memberikan banyak pelayanan kepada publik. Saya kira memang perbaikan pelayanan melalui perbaikan IT diperlukan, di samping ada risiko serangan siber yang memang menuntut kesiapan jadi perbankan kita harus tetap waspada dalam menghadapi kemungkinan serangan," tuturnya.

Selain memuat garis besar mitigasi saat perbankan menghadapi serangan, panduan juga menjelaskan tentang bagaimana bank bisa menaikan pendapatan dengan adanya adopsi teknologi berbasis AI. 

Dian menyampaikan bahwa di dalam panduan diterangkan dengan gamblang potensi keuntungan yang bisa didapat bank dengan digitalisasi.

"Dengan AI (biaya operasional) bisa jadi lebih murah, itu lah sebabnya banyak bank menggunakan teknologi karena lebih efisien. Harapan kita itu bank dapat memperhatikan apa yang diinginkan nasabah, yang tentunya hal tersebut juga akan membuat bank lebih besar dengan sendirinya," kata Dian.

(Kunthi Fahmar Sandy)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement